Hai, selamat pagi dariku feria fermansa pukul dua pagi dini hari. Sekedar mengisi waktu insomniaku yang kupakai untuk menulis. Ya, menulis, minat yang akhir-akhir ini membuatku tertarik bahwa bercerita dengan media tulisan membawaku ke dimensi lain.
Menunggu masakan itu sama seperti menanti tulang rusuk jatuh dari khayangan. Bosan. Penat. Jika ditinggalkan ia gosong, jika ditunggu rasa jenuh menghampiri. Insomnia liburan menyerangku di awal pergantian bulan juli berguli, ku niat menghangatkan makanan untuk sahur dini hari saat itu karena memang ingin berpuasa sunnah. Nasi kumasukkan ke penggorengan. Waktu menunjukkan pukul setengah tiga, sengaja ku set api dengan sangat kecil karena niat kutinggalkan untuk menulis cerita ini. Mulai masuk ke dunia lain saat menulis, kebingungan menghampiri akan cerita yang kurang kuat aku tuli saat itu. Tanpa sadar waktu telah mengatakan pukul setengah empat. Bau gosong mulai berlarian ke penjuru rumah. Untung saja dewi fortuna kata orang barat sana, masih berpihak kepadaku. Masakan itu belum sepenuhnya menghilangkan kualitasnya.
Dari seluruh anggota keluarga yang ada pagi itu, hanya adik perempuanku yang terbangun oleh panggilan asap itu. Memang diantara yang lain, dia memiliki indra penciuman yang paling sensitif atau bisa dibilang paling tajam. Bagaimana tidak? dia tidak bisa terbangun ketika kami semua membangunkannya tetapi tiba-tiba bangun karena aku memakai parfum laki-laki yang menurutnya baunya sangat menganggu. Padahal menurutku baunya maskulin. Dia menanyakan. Kenapa ada bau gosong?. Ku jawab, tadi lupa karena keasikkan menulis. Lalu, ia mulai menyemprotkan penjuru kamarnya dengan pengharum ruangan seakan-akan ada bau bangkai.
Ku lanjutkan makan sahurku. Ku tersadar. Memiliki hubungan yang lama dengan seseorang sama seperti menunggu masakan. Kau tidak akan pernah tau kapan masakan itu akan matang sesuai seleramu jika tidak pernah menunggu melawan rasa jenuh yang menggoda. Kau juga tidak pernah tau kapan hubunganmu dengan seseorang sesuai dengan yang kau mau, maka dari itu bersabarlah menunggu. Seperti kata kebanyakan orang, sabar adalah kunci kesuksesan. Ku dapatkan dari menungggu sebuah masakan.
Teruntuk kalian yang sedang jenuh dengan hubungan yang kalian jalani, baik dengan keluarga, teman, pacar, atau istri. Bersabarlah, mudah-mudahan yang maha kuasa memberikan kenikmatan yang tak terduga setelah melawan kepenatan yang sulit dilawan.
-Amadeous Fermansa
0 komentar:
Post a Comment