Teruntuk Kamu Yang Tertolak SBMPTN

Hallo semuanya, kembali lagi bersama feri disini...

Genap dua hari setelah pengumuman SBMPTN 2019 kemarin ku mendengar banyak sekali warna warni kabar dari adik tingkat, teman seangkatan, maupun angkatan diatasku terkaitan dengan SBMPTN ini. Khusus untuk tulisan kali ini, kutujukan khusus kepada kalian yang tertolak SBMPTN. 

Kata-kata penyemangat mungkin sudah banyak bertebaran baik di sosial media dan begitu juga video. Tapi dari sekian banyak yang kutemukan ada satu hal yang belum tersampaikan kepada mereka yang gagal di SBMPTN ini, yaitu bagaimana cara berdamai dengan diri sendiri. 

Berdamai dengan diri sendiri? mungkin terdengar bodoh bagi kalian untuk aku berbicara karena ku tidak pernah berada di posisi kalian tapi percayalah mudah-mudahan tulisan ini akan membantu dan mengobati rasa kekecewaan kalian. 

Berdamai dengan diri sendiri berarti kalian menyadari dimana kemampuan titik maksimal kalian. Aku bukan mengatakan mereka yang berhasil masuk ptn negeri mempunyai kemampuan di atas kalian, hanya saja kemampuan mereka dalam mengolah persoalan lebih baik dan itu yang dibutuhkan di universitas negeri. Kita tidak pernah tau potensi apa yang ada di tubuh kita ini, jadi jangan menjudge bahwa kalian adalah sebodoh-bodohnya manusia. Ini akan membuat kalian depresi dan enggan melanjutkan hidup. 

Jangan pernah membandingkan kelemahan kalian dengan kelebihan orang lain. Ini adalah toxic sebuah kehidupan. Terima kekurangan kalian dan moving on  with your life. Tuhan maha tau jalan terbaik untuk kalian. Boleh jadi kalian menginginkan sesuatu tapi itu tidak baik untuk kalian,  pegang prinsip ini. Memang tidak mudah, tapi ini akan mengobati kekecewaan kalian nantinya. 

Kegagalan ini  bukanlah akhir hidup kalian. Aku mengerti bagaimana kecewanya bagi mereka yang sudah gap year 1-2 tahun mempersiapkan SBM ini tetapi tetap mendapatkan kata-kata gagal. Sobat, kalian harus melihat pintu terbuka lainya, jangan hanya terpaku pada pintu yang tertutup itu. At the end, kita semua menginginkan pekerjaan yang layak dan menghidupi kita. Itu semua variabel yang sangat dinamis dan tidak terpaku pada PTN saja. 

Bantu aku paham, kalian terlalu lama didepan pintu tertutup itu apakah kalian betul menginginkan masuk ke dalam atau kalian hanya ingin terlihat hebat karena sudah memasuki pintu yang sulit dibuka itu? tolong pikirkan kembali. Karena ku menyadari dua hal baru-baru ini.  Pertama, ada orang yang memang ingin masuk ke pintu itu. Kedua, ada orang yang hanya ingin membayangkan seandainya dia masuk ke pintu itu. Untuk masuk ke pintu itu, kalian harus invest waktu kalian hampir 2/3 setiap hari, kesenangan yang harusnya bisa didapatkan setiap saat, memilih hal yang tidak enak, dll. 

Setelah masuk pintu itu pun,  kedepannya bukan perkara yang mudah teman-teman. Masih banyak pengorbanan waktu dan kesenangan lebih banyak lagi dari sebelum masuk. Poinku adalah mereka yang keterima di pintu itu sudah siap baik secara mental maupun fisik untuk mengorbankan apapun yang bahkan tidak bisa kita bayangkan. 

Jadi, kalau tujuan akhir kita sama menuju Yogyakarta mengapa harus bersedih di depan pintu loket kereta yang sudah habis tiketnya? kita bisa kesana menggunakan mobil pribadi, bus, atau mungkin pesawat terbang. 

-Feri Fermansa


      

0 komentar:

Post a Comment